Powered By Blogger

Minggu, 12 Desember 2010

Contoh Latar Belakang Pembelajaran Tematik

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Pembelajaran Tematik

Peserta didik yang berada pada sekolah dasar kelas satu, dua, dan tiga berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajaran masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung.

Saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD kelas I – III untuk setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah, misalnya IPA 2 jam pelajaran, IPS 2 jam pelajaran, dan Bahasa Indonesia 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan kegiatannya dilakukan secara murni mata pelajaran yaitu hanya mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berhubungan dengan mata pelajaran itu. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan (holistic), pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik.

Selain itu, dengan pelaksanaan pembelajaran yang terpisah, muncul permasalahan pada kelas rendah (I-III) antara lain adalah tingginya angka mengulang kelas dan putus sekolah. Angka mengulang kelas dan angka putus sekolah peserta didik kelas I SD jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang lain. Data tahun 1999/2000 memperlihatkan bahwa angka mengulang kelas satu sebesar 11,6% sementara pada kelas dua 7,51%, kelas tiga 6,13%, kelas empat 4,64%, kelas lima 3,1%, dan kelas enam 0,37%. Pada tahun yang sama angka putus sekolah kelas satu sebesar 4,22%, masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelas dua 0,83%, kelas tiga 2,27%, kelas empat 2,71%, kelas lima 3,79%, dan kelas enam 1,78%.

Angka nasional tersebut semakin memprihatinkan jika dilihat dari data di masing-masing propinsi terutama yang hanya memiliki sedikit taman Kanak-kanak. Hal itu terjadi terutama di daerah terpencil. Pada saat ini hanya sedikit peserta didik kelas satu sekolah dasar yang mengikuti pendidikan prasekolah sebelumnya. Tahun 1999/2000 tercatat hanya 12,61% atau 1.583.467 peserta didik usia 4-6 tahun yang masuk Taman Kanak-kanak, dan kurang dari 5 % Peserta didik berada pada pendidikan prasekolah lain.

Permasalahan tersebut menunjukkan bahwa kesiapan sekolah sebagian besar peserta didik kelas awal sekolah dasar di Indonesia cukup rendah. Sementara itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik yang telah masuk Taman Kanak-Kanak memiliki kesiapan bersekolah lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang tidak mengikuti pendidikan Taman Kanak-Kanak. Selain itu, perbedaan pendekatan, model, dan prinsip-prinsip pembelajaran antara kelas satu dan dua sekolah dasar dengan pendidikan pra-sekolah dapat juga menyebabkan peserta didik yang telah mengikuti pendidikan pra-sekolah pun dapat saja mengulang kelas atau bahkan putus sekolah.

Atas dasar pemikiran di atas dan dalam rangka implementasi Standar Isi yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka pembelajaran pada kelas awal sekolah dasar yakni kelas satu, dua, dan tiga lebih sesuai jika dikelola dalam pembelajaran terpadu melalui pendekatan pembelajaran tematik. Untuk memberikan gambaran tentang pembelajaran tematik yang dapat menjadi acuan dan contoh konkret, disiapkan model pelaksanaan pembelajaran tematik untuk SD/MI kelas I hingga kelas III.


B. Tujuan

Tujuan penyusunan dokumen model pengembangan silabus tematik pada kelas awal Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang pembelajaran tematik.
2. Memberikan pemahaman kepada guru tentang pembelajaran tematik yang sesuai dengan perkembangan peserta didik kelas awal Sekolah Dasar.
3. Memberikan keterampilan kepada guru dalam menyusun perencanaan, melaksanakan dan melakukan penilaian dalam pembelajaran tematik.
4. Memberikan wawasan, pengetahuan dan pemahaman bagi pihak terkait, sehingga diharapkan dapat memberikan dukungan terhadap kelancaran pelaksanaan pembelajaran tematik

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pengembangan pembelajaran tematik meliputi seluruh mata pelajaran pada kelas I - III Sekolah Dasar, yaitu: Pendidikan Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan, Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, serta Pendidikan Jasmani,Olahraga dan Kesehatan.


BAB II
KERANGKA BERPIKIR


A. Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD

Anak yang berada di kelas awal SD adalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini ini merupakan masa yang pendek tetapi merupakan masa yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Oleh karena itu, pada masa ini seluruh potensi yang dimiliki anak perlu didorong sehingga akan berkembang secara optimal.

Karakteristik perkembangan anak pada kelas satu, dua dan tiga SD biasanya pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, mereka telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya. Mereka telah dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola dan telah berkembang koordinasi tangan dan mata untuk dapat memegang pensil maupun memegang gunting. Selain itu, perkembangan sosial anak yang berada pada usia kelas awal SD antara lain mereka telah dapat menunjukkan keakuannya tentang jenis kelaminnya, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, telah mampu berbagi, dan mandiri.

Perkembangan emosi anak usia 6-8 tahun antara lain anak telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah. Untuk perkembangan kecerdasannya anak usia kelas awal SD ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu.

B. Cara Anak Belajar

Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki cara tersendiri dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya (teori perkembangan kognitif). Menurutnya, setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran) dan akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Kedua proses tersebut jika berlangsung terus menerus akan membuat pengetahuan lama dan pengetahuan baru menjadi seimbang. Dengan cara seperti itu secara bertahap anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungannya. Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku belajar anak sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungannya. Kedua hal tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri anak dengan lingkungannya.

Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasi konkret. Pada rentang usia tersebut anak mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut: (1) Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, (2) Mulai berpikir secara operasional, (3) Mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, (4) Membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan (5) Memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.

Memperhatikan tahapan perkembangan berpikir tersebut, kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu:

1. Konkrit
Konkrit mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih bermakna dan bernilai, sebab siswa dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan yang alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna, dan kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.

2. Integratif
Pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian.

3. Hierarkis
Pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu diperhatikan mengenai urutan logis, keterkaitan antar materi, dan cakupan keluasan serta kedalaman materi .

C. Belajar dan Pembelajaran Bermakna

Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.

Belajar bermakna (meaningfull learning) merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar sebagai hasil dari peristiwa mengajar ditandai oleh terjadinya hubungan antara aspek-aspek, konsep-konsep, informasi atau situasi baru dengan komponen-komponen yang relevan di dalam struktur kognitif siswa. Proses belajar tidak sekadar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi merupakan kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang utuh, sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan. Dengan demikian, agar terjadi belajar bermakna maka guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep-konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan.

Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera daripada hanya mendengarkan orang/guru menjelaskan.

D. Pengertian Pembelajaran Tematik

Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awl SD sebaiknya dilakukan dengan Pembelajaran tematik. Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983). Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya:
1) Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu,
2) Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antar matapelajaran dalam tema yang sama;
3) pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan;
4) kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan matapelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa;
5) Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas;
6) Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari matapelajaran lain;
7) guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan, atau pengayaan.


E. Landasan Pembelajaran Tematik

Landasan Pembelajaran tematik mencakup:

Landasan filosofis dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatifitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung siswa (direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya.

Landasan psikologis dalam pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.

Landasan yuridis dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).

F. Arti Penting Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu mengemas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).

Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain: 1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; 2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; 3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; 4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; 5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan 6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu: 1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan, 2) Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir, 3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. 4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat,

G. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
1. Berpusat pada siswa
Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
2. Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
3. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
5. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

H. RAMBU-RAMBU

1. Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan
2. Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester
3. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan untuk dipadukan. Kompetensi dasar yang tidak diintegrasikan dibelajarkan secara tersendiri.
4. Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.
5. Kegiatan pembelajaran ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, dan berhitung serta penanaman nilai-nilai moral
6. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, minat, lingkungan, dan daerah setempat



BAB III
IMPLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK


Dalam implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar mempunyai berbagai implikasi yang mencakup:

A. Implikasi bagi guru

Pembelajaran tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh.


B. Implikasi bagi siswa

1. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal.
2. Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah

C. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media

1. Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar.
2. Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization).
3. Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak.
4. Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi


D. Implikasi terhadap Pengaturan ruangan

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:
• Ruang perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.
• Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung
• Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet
• Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas
• Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar
• Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.


E. Implikasi terhadap Pemilihan metode

Sesuai dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.



BAB IV
TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN


Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik, perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.

A. Pemetaan Kompetensi Dasar
Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah:


1. Penjabaran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator
Melakukan kegiatan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran ke dalam indikator. Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
• Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik
• Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
• Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang terukur dan/atau dapat diamati


2. Menentukan tema
a. cara penentuan tema
Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara yakni:

Cara pertama, mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.

Cara kedua, menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

b. Prinsip Penentuan tema
Dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:
• Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa:
• Dari yang termudah menuju yang sulit
• Dari yang sederhana menuju yang kompleks
• Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.
• Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa
• Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya


3. Identifikasi dan analisis Standar Kompetensi, Kompetensi dasar dan Indikator
Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan indikator yang cocok untuk setiap tema sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator terbagi habis.


B. Menetapkan Jaringan Tema
Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.


C. Penyusunan Silabus
Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian.



D. Penyusunan Rencana Pembelajaran

Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran. Komponen rencana pembelajaran tematik meliputi:
1. Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).

2. Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan.


3. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.

4. Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukaan, inti dan penutup).


5. Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.

6. Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik serta tindak lanjut hasil penilaian).



BAB V
TAHAP PELAKSANAAN


1. Tahapan kegiatan
Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Alokasi waktu untuk setiap tahapan adalah kegiatan pembukaan kurang lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit), kegiatan inti 3 jam pelajaran (3 x 35 menit) dan kegiatan penutup satu jam pelajaran (1 x 35 menit)

a. Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan
Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi

b. Kegiatan Inti
Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.

c. Kegiatan Penutup/Akhir dan Tindak Lanjut
Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh kegiatan akhir/penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan/mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.


Contoh jadwal pelaksanaan pembelajaran perhari dapat dijabarkan menjadi:

Contoh 1:

Kegiatan Jenis kegiatan
Kegiatan pembukaan Anak berkumpul bernyanyi sambil menari mengikluti irama musik

Kegiatan inti • Kegiatan untuk pengembangan membaca
• Kegiatan untuk pengembangan menulis
• Kegitan untuk pengembangan berhitung•
Kegiatan penutup Mendongeng atau membaca cerita dari buku cerita











Contoh 2:
Kegiatan Jenis kegiatan
Kegiatan pembukaan Waktu berkumpul (anak m,enceritakan pengalkaman, menyanyi, melakukan kegiatan fisik sesuai dengan tema)

Kegiatan inti • Pengembnagan kemmapuan menulis (kegiatan kelompok besar)
• Pengembnagan kemampuan berhitung kegiatan kelompok kecil atau berpasangan)
• Melakukan pengamatan sesuai dengan tema, misalnya mengamati jenis kendaraan yang lewat pada tema transporasi, menggambar hewan hasil pengamatan

Kegoiatan penutup • Mendongeng
• Pesan-pesan moral
• Musik/menyanyi

2. Pengaturan Jadwal pelajaran
Untuk memudahkan administrasi sekolah terutama dalam penjadwalan. Guru bersama dengan guru mata pelajaran pendidikan agama, guru pendidikan Jasmani dan guru muatan lokal perlu bersama-sama menyusun Jadwal pelajaran. Contoh jadwal yang dapat dikembangkan adalah:


Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
7-7.35 Matematika
B. Indo Mat BI Penjaskes IPA
7.35-8.10 Matematika
B. Indo Mat BI penjaskes IPA
8.10-8.45 Matematika
B. Indo Mat KTK P. Agama mulok
8.45-9.00
Istirahat

9.00-9.35 B. Ind Mat
IPS KTK P. Agama mulok
9.35-10.10 B. Ind Mat
IPS KTK


BAB VI
PENILAIAN


A. Pengertian

Penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.

B. Tujuan

Tujuan Penilaian pembelajaran tematik adalah:
1. Mengetahui percapaian indikator yang telah ditetapkan
2. Memperoleh umpan balik bagi guru, untuk pengetahui hambatan yang terjadi dalam pembelajaran maupun efektivitas pembelajaran
3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa
4. Sebagai acuan dalam menentukan rencana tindak lanjut (remedial, pengayaan, dan pemantapan).

C. Prinsip

1. Penilaian di kelas I dan II mengikuti aturan penilaian mata-mata pelajaran lain di sekolah dasar. Mengingat bahwa siswa kelas I SD belum semuanya lancar membaca dan menulis, maka cara penilaian di kelas I tidak ditekankan pada penilaian secara tertulis.
2. Kemampuan membaca, menulis dan berhitung merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik kelas I dan II. Oleh karena itu, penguasaan terhadap ke tiga kemampuan tersebut adalah prasyarat untuk kenaikan kelas.
3. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator dari masing-masing Kompetensi Dasar dan Hasil Belajar dari mata-mata pelajaran.
4. Penilaian dilakukan secara terus menerus dan selama proses belajar mengajar berlangsung, misalnya sewaktu siswa bercerita pada kegiatan awal, membaca pada kegiatan inti dan menyanyi pada kegiatan akhir.
5. Hasil karya/kerja siswa dapat digunakan sebagai bahan masukan guru dalam mengambil keputusan siswa misalnya: Penggunaan tanda baca, ejaan kata, maupun angka.


D. Alat Penilaian

Alat penilaian dapat berupa Tes dan Non Tes. Tes mencakup: tertulis, lisan, atau perbuatan, catatan harian perkembangan siswa, dan porto folio. Dalam kegiatan pembelajaran di kelas awal penilaian yang lebih banyak digunakan adalah melalui pemberian tugas dan portofolio. Guru menilai anak melalui pengamatan yang lalu dicatat pada sebuiah buku bantu. Sedangkan Tes tertulis digunakan untuk menilai kemampuan menulis siswa, khususnya untuk mengetahui tentang penggunaan tanda baca, Jean, kata atau angka

Berikut adalah contoh penilaian yang dapat dilakukan guru:

A. Kewarganegaraan dan
Pengetahuan Sosial : Tes Lisan
• Menyebutkan peristiwa/kegiatan yang dialami
• Mengemukakan peristiwa/kegiatan yang berkesan
• Mengekspresikan perasaan waktu memberi kesan.

B. Bahasa Indonesia : Perbuatan
• Kelancaran membaca
• Melafalkan kata
• Melagukan/intonasi
• Cara bertanya jawab
Tugas
• Melengkapi kalimat

C. Ilmu Pengetahuan Alam : Perbuatan
• Mendemonstrasikan cara menggosok gigi
: Lisan
• Menyebutkan cara memelihara gigi
• Menjelaskan manfaat menggosok gigi



E. Aspek Penilaian

Pada pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji ketercapaian Kompetensi Dasar dan Indikator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat pada tema tersebut. Dengan demikian penilaian dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui tema, melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan Kompetensi Dasar, Hasil Belajar dan Indikator mata pelajaran.

Nilai akhir pada laporan (raport) dikembalikan pada kompetensi mata pelajaran yang terdapat pada kelas satu dan dua Sekolah Dasar, yaitu: Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Keterampilan, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan.


PENUTUP
Pedoman ini merupakan acuan minimal, sehingga sekolah dan guru dapat mengembangan sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing.



LAMPIRAN-LAMPIRAN:

1. CONTOH PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI DENGAN TEMA
2. CONTOH JARINGAN TEMA
3. CONTOH SILABUS
4. CONTOH RENCANA PEMBELAJARAN







PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DENGAN TEMA
KELAS I

Mata pelajaran Standar Kompetensi (*)
Kompetensi Dasar (**)
Indikator (***) Tema dan Waktu Per Minggu
Diri Sendiri Keluar ga Ling-kung an Tran spor-tasi Kesehatan, Kebersihan & Keamanan Hewan & Tumbuhan Pekerja-an Gejala Alam dan Pe-ristiwa Rekreasi Negara Alat Komunikasi
4 3 4 3 4 3 2 4 3 2 2
Matematika Bilangan
Melakukan
Penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 Membilang banyak benda • Membilang atau menghitung secara urut        -   
• Menyebutkan banyak benda        -   
• Membandingkan dua kumpulan benda melalui istilah lebih banyak, lebih sedikit, atau sasma banyak        -   
• Membaca dan menulis lambang bilangan -    -  - - - - 
• Menyatakan masalah sehari-hari yang terkait penjumlahan dan pengurangan sampai 20 -      - -  - 
Geometri dan pengukuran
Mengguna
kan pengukuran waktu dan panjang
Menentukan waktu (pagi, siang, malam), hari, dan jam ( bulat)
• Menceritakan pengalaman saat pagi, siang atau malam hari v v v v v - v - v - -
• Menyebutkan perbedaan antara pagi dan malam hari v v v v v - v - v - -
Mengelompokkan berbagai bangun ruang sederhana (balok, prisma, tabung, bola, dan kerucut)
• Membedakan berbagai bentuk sesuai dengan cirinya - v v v v - v v - v v
• Menyebutkan hasil pengelompokkan bangun ruang sederhana - v v v v - v v - v v
Pendidikan Jasmani, olahraga dan kesehatan Permainan dan olahraga
Mempraktekkan gerak dasar ke dalam permainan sederhana/
Aktivitas jasmani dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya
Mempraktikkan gerak dasar jalan, lari dan lompat dalam permainan sederhana, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri. • Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan melompat.          -- 
• Berjalan dengan berbagai pola langkah dan kecepatan.          -- 
• Berlari dengan berbagai pola langkah dan kecepatan.         -- 
• Melompat ke berbagai arah.          -- 



PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DENGAN TEMA
KELAS I

Mata pelajaran Standar Kompetensi (*)
Kompetensi Dasar (**)
Indikator (***)

Tema dan Waktu Per Minggu
Diri Sendiri Keluar ga Ling-kung an Tran spor-tasi Kesehatan, Kebersihan & Keamanan Hewan & Tumbuhan Peker-jaan Gejala Alam dan Peristiwa Rekreasi Negara Alat Komunikasi
4 3 4 3 4 3 2 4 3 2 2
Pengetahuan sosial Memahami identitas diri dan keluarga, serta skikap saling menghormamati dalam kemajemukan Keluarga Mengiden-tifikasi identitas diri, keluarga, dan kerabat • Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan   --   -    
• Menyebutkan nama ayah, ibu, saudara dan wali.      -    
• Menyebutkan alamat tempat tinggal.      -    
• Menyebutkan anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah.      -    


PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DENGAN TEMA
KELAS I

Mata Pelajaran Standar Kompetensi (*)
Kompetensi Dasar (**)
Indikator (***)

Tema dan Waktu Per Minggu
Diri Sendiri Keluar ga Lingkung- an Tran spor-tasi Kesehatan, Kebersihan & Keamanan Hewan & Tumbuhan Pekerja-an Gejala Alam dan Pe-ristiwa Rekreasi Negara Alat Komunikasi
4 2 4 2 4 3 2 2
3 2 2
Ilmu Pengetahuan Alam Makhluk Hidup dan proses kehidupan
Mengenal anggota tubuh serta kegunaannya serta cara perawatannya 1.1 Mengenal bagian-bagian tubuh dan kegunaannya • Menyebutkan nama bagian-bagian tubuh   -   - - -  - -
• menceritakan kegunaan bagian-bagian tubuh   -   - - -  - -
• Menyebutkan anggota gerak tubuh.   -   - - -  - -
Benda dan Sifatnya
Mengenal berbagai sifat benda dan kegunaannya melalui pengamatan perubahan bentuk benda




Mengidentifikasi benda yang ada di lingkungan sekitar berdasarkan cirinya melalui pengamatan • Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak v v v v v v v v
• Menunjuk sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk dan ciri tertentu - v v v - v v - v v v
• Memasangkan benda sesuai dengan pasangannya v v - v v v - - v v -

PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DENGAN TEMA
KELAS I

Mata Pelajaran Standar kompetensi (*)
Kompetensi Dasar (**)
Indikator (***)

Tema dan Waktu Per Minggu
Diri Sendiri Keluar ga Ling-kung an Tran spor-tasi Kesehatan, Kebersihan & Keamanan Hewan & Tumbuhan Pekerja-an Gejala Alam dan Pe-ristiwa Rekreasi Negara Alat Komunikasi
4 3 4 3 4 3 2 4 3 2 2

Seni
Budaya
dan Keterampilan Seni rupa
Mengapresiasi karya seni rupa 1.1 Meng-identi-fikasi unsur rupa pada benda di alam sekitar • Mengelompokkan berbagai jenis: bintik gari, bidang, warna dan bentuk pada benda dua dan tiga dimensi di alam sekitar. - -    - - -  - 
• Mengelompokkan berbagai ukuran: bintik, garis, bidang, warna dan bentuk pada benda dua dan tiga dimensi di alam sekitar. - -    - - -  - 
• Menyebutkan unsur rupa di lingkungan sekolah. - -    - - -  - 
Seni musik
Mengapresiasi karya seni musik Mengiden-tifikasi unsur/elemen musik dari berbagai sumber bunyi yang dihasilkan tubuh manusia • Bertepuk tangan dengan pola
Seni Tari
Mengapresiasi karya seni tari Mengiden-tifikasi fungsi tubuh dalam melaksanakan gerak di tempat • Bergerak bebas sesuai irama musik


PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DENGAN TEMA
KELAS I

Mata Pelajaran Standar Kompetensi (*)
Kompetensi Dasar (**)
(Contoh)
Indikator (***)

Tema dan Waktu Per Minggu
Diri Sendiri Keluar ga Ling-kung an Tran sportasi Kesehatan, Kebersihan & Keamanan Hewan & Tumbuhan Pekerja-an Gejala Alam dan Pe-ristiwa Rekreasi Negara Alat Komunikasi
4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 2
Bahasa Indonesia Mende-ngarkan
Memahami bunyi bahasa, perintah, an dongeng yang dilisankan
Membedakan bunyi bahasa • Membedakan berbagai bunyi/suara tertentu secara tepat.        -  - 
• Menirukan bunyi/suara tertentu seperti: suara burung, ombak, kendaraan, dan lain-lain.        -  - 
• Mengenal bunyi bahasa.        -  - 
• Membedakan bunyi bahasa.        -  - 
• Melafalkan bunyi bahasa secara tepat.        -  - 
Berbicara
Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi, secara lisan dengan perkenalan dan tegur sapa, pengenalan benda dan fungsi anggota tubuh. Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun • Menyebutkan data diri (nama, kelas, sekolah, dan tempat tinggal) dengan kalimat sederhana     - - - - - - -
• Menyebutkan nama orangtua dan saudara kandung.     - - - - - - -
• Menanyakan data diri dan nama oratua serta saudara teman sekelas     - - - - - - -
Membaca
Memahami teks pendek dengan membaca nyaring Membaca nyaring suku kata dan kata dengan lafal yang tepat • Mengenali huru-huruf dan membacanya sebagai suku kata, kata dan kalimat sederhana.           
• Membaca nyaring satu paragraf dengan lafal dan intonasi yang tepat.           
• Membaca teks pendek dengan lafal dan intonasi yang benar           
Menulis
Menulis permulaan dengan menciplak, menebalkan, mencontoh, melengkapi dan menyalin Menjiplak berbagai bentuk gambar,
lingkaran dan bentuk huruf • Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf.           
• Menebalkan berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf.           


PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR DENGAN TEMA
KELAS I


Mata Pelajaran Standar Kompetensi (*) Kompetensi Dasar (**)
Indikator (***)

Tema dan Waktu Per Minggu
Diri Sendiri Keluar ga Ling-kung an Tran sportasi Kesehatan, Kebersihan & Keamanan Hewan & Tumbuhan Pekerja-an Gejala Alam dan Pe-ristiwa Rekreasi Negara Alat Komunikasi
4 2 4 2 4 3 2 2 2 2 2

Kewarganegaraan
1.1 Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama dan suku bangsa • Menyebutkan berdasarkan jenis kelamin anggota keluarga.   - - - - - - -  -
• Meyebutkan agama-agama yang ada di Indonesia.   - - - - - - -  -

Keterangan:
* : Diambil dari SK-KD
** : Diambil dari SK-KD
*** : Diambil dari penjabaran SK-KD ke dalam indikator













Lampiran3: CONTOH SILABUS

Mata Pelajaran KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KEGIATAN BELAJAR SARANA/SUMBER PENILAIAN
BAHASA INDONESIA MENDENGARKAN
Membedakan bunyi bahasa • Menirukan bunyi/suara tertentu seperti: suara burung, ombak, kendaraan, dan lain-lain. • Menirukan bunyi suara burung
• Bermain peran menjadi berbagai kendaraan
• Menirukan suara ombak Kaset dan tape Pengamatan
BERBICARA
Memperkenalkan diri sendiri dengan kalimat sederhana dan bahasa yang santun • Menyebutkan nama orangtua dan saudara kandung • tanya jawab tentang nama orang tuanya dan saudara kandungnya (berpasangan)

• Menanyakan data diri dan nama orangtua serta saudara teman sekelas • tanya jawab tentang nama orang tuanya dan saudara kandungnya (berpasangan)
• melakukan permainan menanyakan data diri temannya

• Menyebutkan data diri (nama, kelas, sekolah, dan tempat tinggal) dengan kalimat sederhana • melakukan permainan menanyakan data diri
• bercerita tentang data dirinya
MENULIS
Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran dan bentuk huruf • Menjiplak berbagai bentuk gambat, lingkaran, dan bentuk huruf • Menjiplak kartu kata
• Menjiplah bentuk-bentuk gambar
• Menjiplak bentuk-bentuk geometri • Kartu kata
• Kartu bentuk gambar
• Kartu bentuk geometri
MATEMATIKA Membilang banyak benda • Membilang atau menghitung secara urut • Membilang benda-benda di kelas
• Membilang sambil Memantulkan bola • Bola
• Menyebutkan banyak benda • Mengamati lalu menyebutkan nama benda yang dilihatnya
• Membandingkan dua kumpulan benda melalui istilah lebih banyak, lebih sedikit, atau sasma banyak • Praktek langsung mengambil dua kumpulan benda lalu dihitung • Batu-batuan
Menentukan waktu (pagi, siang, malam, hari dan jam (bulat) • Menceritakan pengalamannya saat pagi, siang atau malam hari • Bercerita tentnag pengalamannya
IPS Menguindentifikasi identitas diri,keluarga, dan kerabat • Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan • Menyebutkan nama lengkapnya
• Menyebutkan alamat tempat tinggal • Menyebutkan alamat rumahnya
IPA Makhluk Hidup dan Proses kehidupannya
Mengenal bagian-bagian tubuh dan kegunaannya • Menyebutkan nama bagian-bagian tubuh • Menggambarkan tubuhnya lalu
• menyebutkan nama bagian-bagian tubuhnya dan kegunaannya
• Menyebutkan kegunaan bagian-bagian tubuh
Mengindetifikasi benda yang ada di lingkungan sekitar berdasarkan cirinya melalui pengamatannya • Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak. • Praktek pengelompokkan Batu, daun, biji salak
• Menunjukkan sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk dan ciri tertentu
• • Praktek langsung mengamati lingkungan dan menyebutkan sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk dan ciri tertentu
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN Mempraktikkan gerak dasar jalan, lari dan loncat dalam permainan sederhana, serta nilai sportivitas, kejujuran, kerjasama, toleransi dan percaya diri • Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan melompat.

• • Praktek langsung Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan melompat.

• Berjalan dengan berbagai pola langkah dan kecepatan
• Praktek langsung berjalan dengan pola
SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN SENI RUPA
Mengidentifikasi unsur rupa pada benda di alam sekitar • Menyebutkan unsur rupa di lingkungan sekolah
• Mengamati lingkungan lalu menyebutkan benda-benda yang dilihatnya
• Mengelompokkan berbagai jenis: bintik gari, bidang, warna dan bentuk pada benda dua dan tiga dimensi di alam sekitar
• Mengamati lingkungan lalu mengelompokkan benda berdasarkan garis, bintik dsb
SENI MUSIK
Mengidentifikasi unsur/elemen musik dari berbagai sumber bunyi yang dihasilkan tubuh manusia • Bertepuk tangan dengan pola • Bermain tepuk tangan dengan berbagai pola yang dicontohkan
SENI TARI
Mengidentifikasi fungsi tubuh dalam melaksanaan gerak di tempat • Bergerak bebas sesuai irama musik
• Mendengarkan musik dan bergerak bebas mengikuti irama
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN • Menyebutkan jenis kelamin anggota keluarga.
• Menyebutkan jenis kelamin teman sebangkunya
• Meyebutkan agama-agama yang ada di Indonesia • Menyebutkan agama yang dikenalnya





Lampiran 4: Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS : I
TEMA : LINGKUNGAN
MINGGU/HARI : I/Senin
ALOKASI WAKTU : 5 x 35 menit

INDIKATOR:
Bahasa Indonesia:
• Menanyakan data diri dan nama orangtua serta saudara teman sekelas
• Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf
Matematika:
• Membilang atau menghitung secara urut
• Menyebutkan banyak benda
• Menceritakan pengalamannya saat pagi, siang atau malam hari
IPA
• Menunjukkan sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk dan ciri tertentu
IPS
• Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan
SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN
• Bertepuk tangan dengan pola
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN
• Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan melompat.

SARANA DAN SUMBER BELAJAR:
• Kartu-kartu kata
• Lembar kerja (jam)
• Bola

STRATEGI KEGIATAN

A. Pembukaan (1 X 35 menit)
• Berdoa bersama
• Menyanyi lagu kasih ibu sambil bertepuk dengan variasi 1-2-1-2
• Guru meminta beberapa anak untuk menyebutkan identitas dirinya seperti nama dan alamatnya, dan menceritakan suatu pengalaman yang menyenangkan dirinya
• Guru meminta anak untuk berkeliling di kelas sambil melompat satu kaki dengan membilang (menghitung secara urut) lompatannya
• Guru meminta beberapa anak mengemukakan tentang kegiatan yang dapat dilakukan pada waktu pagi hari, siang hari dan malam hari


B. Inti (3 x 35 menit)
• Di kelas anak secara individual diminta untuk mengamati berbagai benda yang ada dalam kelasnya. memilih benda yang ada di kelas, menghitungnya dan menuliskan lambang bilangan dari jumlah benda yang dihitungnya (kegiatan ini dilakukan beberapa kali)
• Kegiatan berikutnya (atau bagi yang sudah menyelesaikan kegiatan pertama) dapat membaca kalimat sederhana dari kartu-kartu kata yang sudah disiapkan guru
• Guru meminta anak untuk melihat jam dinding dikelasnya, lalu anak diminta untuk menggambarkan jam didinding tersebut dilengkapi dengan penunjukkan jarum jam pada saat anak melihat dan menggambarkannya.

C. Penutup (1 x 35 menit)
• Guru bercerita tentang perlunya air bagi makhluk hidup, yang dilanjutkan dengan tanya jawab
• Pesan-pesan moral bagi anak misalnya tentang perlunya hemat air, perlunya mandi/menjaga kebersihan
• Berdoa pulang

Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kls 1

Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

KELAS : I
TEMA : LINGKUNGAN
MINGGU/HARI : I/Senin
ALOKASI WAKTU : 5 x 35 menit

INDIKATOR:

Bahasa Indonesia:
• Menanyakan data diri dan nama orangtua serta saudara teman sekelas
• Menjiplak berbagai bentuk gambar, lingkaran, dan bentuk huruf

Matematika:
• Membilang atau menghitung secara urut
• Menyebutkan banyak benda
• Menceritakan pengalamannya saat pagi, siang atau malam hari

IPA
• Menunjukkan sebanyak-banyaknya benda yang mempunyai warna, bentuk dan ciri tertentu

IPS
• Menyebutkan nama lengkap dan nama panggilan
SENI BUDAYA DAN KETERAMPILAN
• Bertepuk tangan dengan pola
PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN
• Menerapkan konsep arah dalam berjalan, berlari dan melompat.

SARANA DAN SUMBER BELAJAR:
• Kartu-kartu kata
• Lembar kerja (jam)
• Bola

STRATEGI KEGIATAN

A. Pembukaan (1 X 35 menit)
• Berdoa bersama
• Menyanyi lagu kasih ibu sambil bertepuk dengan variasi 1-2-1-2
• Guru meminta beberapa anak untuk menyebutkan identitas dirinya seperti nama dan alamatnya, dan menceritakan suatu pengalaman yang menyenangkan dirinya
• Guru meminta anak untuk berkeliling di kelas sambil melompat satu kaki dengan membilang (menghitung secara urut) lompatannya
• Guru meminta beberapa anak mengemukakan tentang kegiatan yang dapat dilakukan pada waktu pagi hari, siang hari dan malam hari


B. Inti (3 x 35 menit)
• Di kelas anak secara individual diminta untuk mengamati berbagai benda yang ada dalam kelasnya. memilih benda yang ada di kelas, menghitungnya dan menuliskan lambang bilangan dari jumlah benda yang dihitungnya (kegiatan ini dilakukan beberapa kali)
• Kegiatan berikutnya (atau bagi yang sudah menyelesaikan kegiatan pertama) dapat membaca kalimat sederhana dari kartu-kartu kata yang sudah disiapkan guru
• Guru meminta anak untuk melihat jam dinding dikelasnya, lalu anak diminta untuk menggambarkan jam didinding tersebut dilengkapi dengan penunjukkan jarum jam pada saat anak melihat dan menggambarkannya.

C. Penutup (1 x 35 menit)
• Guru bercerita tentang perlunya air bagi makhluk hidup, yang dilanjutkan dengan tanya jawab
• Pesan-pesan moral bagi anak misalnya tentang perlunya hemat air, perlunya mandi/menjaga kebersihan
• Berdoa pulang

contoh DAFTAR ISI

DAFTAR ISI


BAB I : PENDAHULUAN …………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Pembelajaran Tematik ………………………….. 2
B. Tujuan ……………………………………………………………. 2
C. Ruang Lingkup …………………………………………………….2
BAB II : KERANGKA BERPIKIR…………………………………………….3
A. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Kelas Awal SD………….3
B. Cara Anak Belajar……………………………………………….…3
C. Belajar dan Pembelajaran Bermakna………………………………4
D. Pengertian Pembelajaran Tematik…………………………………4
E. Landasan Pembelajaran Tematik…………………………………..5
F. Arti penting Pembelajaran Tematik………………………………..6
G. Karakteristik Pembelajaran tematik…………………………….….6
H. Rambu-Rambu………………………………………………….….7
BAB III : IMPLIKASI PEMBELAJARAN TEMATIK…..…………………..8
A. Implikasi bagi Guru……………………………………………….8
B. Implikasi Bagi Siswa…………………………………………...…8
C. Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media...8
D. Implikasi terhadap pengaturan ruangan …………………………..8
E. Implikasi terhadap pemilihan metode …………………………….9
BAB IV : TAHAP PERSIAPAN PELAKSANAAN …………………………10
A. Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator dalam tema.............................……………………………………10
B. Menetapkan Jeringan Tema …………………………………......11
C. Penyusunan Silabus ……………………………………...……...11
D. Penyususnan Rencana Pembelajaran ……………………………11
BAB V : TAHAP PELAKSANAAN ………………………………………...12
A. Tahapan Kegiatan………………………………………………..12
B. Pengaturan Jadwal Pelajaran …………………………………....13
BAB VI : PENILAIAN ……………………………………...………………...14
A. Pengertian …………………..……………………………………14
B. Tujuan……………………………………..……………………..14
C. Prinsip …………………………………………………………...14
D. Alat Penilaian ……………………………...………………….....14
E. Aspek Penilaian ………………………………...………………..15
PENUTUP …………………………………………………………………………...…15

LAMPIRAN
1 Contoh Pemetaan Estándar Kompetensi Dengan Tema ………………………………17
2. Contoh Jeringan Tema ………………………………………..………………………27
3. Contoh Silabus ………………………………………………………………………..31
4. Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ……………………………...………….34

Model cover

MODEL

PEMBELAJARAN TEMATIK

KELAS AWAL
SEKOLAH DASAR


PUSAT KURIKULUM
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASI0NAL
2006
MODEL

PEMBELAJARAN TEMATIK

KELAS AWAL
SEKOLAH DASAR


PUSAT KURIKULUM
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASI0NAL
2006

contoh LENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN



Satuan Pendidikan : SMPLB-A
Mata Pelajaran : Orientasi dan Mobilitas
Kelas/Semester : VII/1
Alokasi waktu : 6 x 35 menit (3 x pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2006/2007

Standar Kompetensi: 1. Memahami gerak motoris dan kesadaran lingkungan


Kompetensi Dasar: 1.1 Melakukan gerakan motorik untuk mengenal lingkungan


I. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik mampu melakukan gerakan tidur:
• Telentang
• Miring
• Telungkup

II. Materi Pokok
Gerakan motorik dan pengembangan indria

III. Indikator: Melakukan gerakan tidur

IV. Langkah-langkah Pembelajaran

No Tahap Kegiatan Kegiatan Alokasi Waktu
1 Kegiatan Awal • Menyiapkan anak
• Menyapkan alat 5 menit
2 Kegitan Inti Mengamati contoh gerakan tidur yang benar
• Tidur telentang
• Tidur miring
• Tidur telungkup
Melakukan gerakan-gerakan tidur
25 menit
3 Penutup 1. Merapikan ruangan/kelas
2. Memberikan salam penutup
5 menit




V. Alat dan Sumber
Alat: Matras/tikar/kasur
Sumber belajar: Anak
Guru
Buku OM
Buku PTBL


VI. Metode: Demonstrasi

VII. Penilaian
Pegamatan kegiatan
Skor max = 100
Skor min = 35

Rumusan: Skor perolehan/skor maksimum x 100

Lembar pengamatan


No
Nama Penguasaan Ketepatan Penampilan
Jumlah
Nilai
tl mr tlk tl mr tlk
15 15 15 15 15 15 10
1 Lamber 10 10 10 10 10 10 5 60 60
2 Roffi 10 10 10 10 10 10 5 60 60



Kupang, 27 September 2006
Mengetahui: Guru Kelas
Kepala Sekolah,



Imelda Rosa Aryance

..................................

Sistematika Laporan PTK

Sistematika Laporan PTK

HALAMAN JUDUL

Halaman judul memuat judul penelitian, nama-nama peneliti, nama institusi, dan tahun.

LEMBAR PENGESAHAN

Lembar pengesahan berisi pengesahan oleh Guru Pemandu, Pembimbing, dan Kepala Sekolah tempat penelitian.

KATA PENGANTAR

ABSTRAK

Abstrak berisi saripati unsur-unsur penelitian: permasalahan, tujuan, prosedur penelitian, hasil penelitian, kesimpulan, dan saran. Abstrak ditulis tidak melebihi satu halaman.

DAFTAR ISI

Daftar isi berisi: Pengantar, Daftar Judul dan Subjudul, Daftar Rujukan, dan Lampiran. Masing-masing butir tersebut dilengkapi dengan nomor halamannya.

Bab I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang. Latar belakang memuat uraian masalah pembelajaran, identifikasi dan analisis masalah, akar penyebab masalah, dan pentingnya masalah tersebut untuk diatasi.

B. Perumusan Masalah. Rumusan masalah berisi hasil identifikasi dan analisis masalah sebagai rumusan masalah ditulis dalam kalimat tanya. Masalah tersebut akan dipecahkan melalui penelitian.

C. Tujuan Penelitian. Tujuan penelitian ditulis sesuai dengan rumusan masalah dan tindakan perbaikan. Tujuan Penelitian berbeda dengan tujuan pembelajaran.

D. Manfaat Penelitian. Manfaat penelitian memuat penjelasan tentang manfaat penelitian bagi guru, siswa, lembaga, dan pengembangan pembelajaran.

E. Definisi Operasional. Definisi operasional memuat penjelasan, pengertian, maksud, atau batasan dari istilah utama yang digunakan oleh peneliti dalam penelitiannya dan definisi itu dijadikan pedoman bagi peneliti dalam melaksanakan penelitiannya.


BAB II KAJIAN PUSTAKA

Uraian kajian konsep, teori, pendapat pakar, pengalaman nyata, hasil-hasil penelitian yang relevan dengan masalah dan menjadi landasan tindakan yang dirancang dalam bentuk kerangka pikir untuk meyakinkan tindakan perbaikan yang direncanakan dapat mengatasi masalah. Dari kajian pustaka ini harus menghasilkan hipotesis tindakan, yaitu hasil pemecahan masalah sementara yang didasarkan pada kajian pustaka.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Uraian tentang subjek penelitian, tempat penelitian, waktu penelitian, prosedur setiap siklus (perencanaan, pelaksanaan & pengumpulan data, refleksi).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

 Uraian tentang data hasil penelitian, mulai dari hasil observasi awal, pelaksanaan pada siklus I, dst.
 Sajian hasil analisis data diurutkan sesuai rumusan masalah.
 Pembahasan dapat ditulis terpadu dengan sajian hasil penelitian, dapat pula ditulis terpisah setelah sajian hasil penelitian. Setiap sajian hasil disertai pembahasan, argumentasi mengapa hasilnya seperti itu, dikaitkan dengan pengalaman praktis, teori, pendapat pakar, atau penelitian lain dalam kajian pustaka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi uraian singkat tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan mengacu pada rumusan masalah, sedangkan saran mengacu pada hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Daftar semua referensi atau rujukan (buku, artikel, jurnal, dokumen resmi, dll) yang digunakan sebagai acuan penelitian, ditulis secara konsisten mengikuti aturan tertentu (biasanya mencakup nama penulis, tahun penerbitan, judul buku, nama jurnal dan nomor/edisi/volume, nama kota penerbit, nama penerbit).


LAMPIRAN

Hal-hal yang dapat dilampirkan misalnya: RPP, lembar observasi, instrumen penelitian, hasil kegiatan belajar, hasil tes, foto-foto kegiatan, dan dokumen lain yang dianggap perlu dilampirkan.

LAPORAN ON SERVICE UNTUK KUALITAS GURU

LAPORAN ON SERVICE UNTUK KUALITAS GURU

1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
D. Indikator Keberhasilan
2. PELAKSANAAN PEMANTAUAN KUALITAS GURU/KS/PS
A. Tempat dan Waktu
B. Peserta
C. Pengarah dan Narasumber
D. Struktur Program
E. Metoda
F. Panitia
G. Jadwal
3. HASIL PELATIHAN ON SERVICE
A. Nilai Proses
B. Nilai Produk
4. TINDAK LANJUT HASIL PEMANTAUAN
5. PENUTUP
LAMPIRAN

JURNAL BELAJAR GURU PESERTA PROGRAM BERMUTU

JURNAL BELAJAR GURU PESERTA PROGRAM BERMUTU
KKG/MGMP ............................ KABUPATEN ...................

Nama guru :
Tanggal Kegiatan :
Materi Kegiatan :

No Komponen Keterangan/Diskripsi
1 Pengalaman berharga/best practices






2 Rencana diseminasi





3 Permasalahan





4 Solusi permasalahan

JURNAL BELAJAR SISWA SD/SMP

JURNAL BELAJAR SISWA SD/SMP....................

Nama :
Kelas :
Materi / Topik :
No Komponen Keterangan/ Diskripsi
1 Pengalaman belajar



2 SK-KD-Indikator-Materi yang telah dipahami



3 SK-KD-Indikator-Materi yang belum dipahami dengan menyebutkan alasan dan kendalanya



4 Usaha/cara untuk mengatasinya





5 Upaya pengayaan

Analisis Butir Soal dan Bank Soal

Analisis Butir Soal dan Bank Soal
1. Kisi-kisi sesuai kaidah
2. Butir soal/Kartu soal dari kisi-kisi yang dibuat sesuai kaidah
3. Analisis kualitatif butir soal (Kartu telaah soal)
4. Analisis kuantitatif butir soal (Format-format proses dan hasil analisis butir soal)
5. Semuanya sesuai dengan BBM

STRUKTUR TULISAN KAJIAN KRITIS

STRUKTUR TULISAN KAJIAN KRITIS
1. Tidak ada contoh struktur baku
2. Mengikuti struktur artikel atau buku yang dikaji disertai analisis dan penilaian.
3. Jika untuk diterbitkan pada suatu jurnal, maka mengikuti struktur yang ditetapkan oleh penerbit jurnal
4. Struktur yang ada dalam BBM
JUDUL
1. Pendahuluan
2. Rangkuman
3. Kritik
4. Simpulan
5. Referensi
Lampiran : Artikel yang dikaji

Contoh kopetensi guru

KOMPETENSI GURU
NO K O M P E T E N S I

A. Pedagogik
1. Menguasai karakteristik peserta didik
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik
3. Pengembangan kurikulum
4. Kegiatan pembelajaran yang mendidik
5. Pengembangan potensi peserta didik
6. Komunikasi dengan peserta didik
7. Penilaian dan evaluasi
B. Kepribadian
8. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan nasional
9. Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan
10. Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru
C. Sosial
11. Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif
12. Komunikasi dengan sesame guru, tenaga kependidikan, orangtua, peserta didik, dan masyarakat
D. Profesional
13. Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu
14. Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif

contoh instrumen penilaian silabus

LEMBAR PENILAIAN SILABUS


Petunjuk
Berilah skor pada butir-butir perencanaan pembelajaran dengan cara melingkari angka pada kolom skor (1, 2, 3, 4, 5) sesuai dengan kriteria sebagai berikut.
1 = sangat tidak baik
2 = tidak baik
3 = kurang baik
4 = baik
5 = sangat baik

No. Aspek yang dinilai Skor Komentar
1. Kesesuaian antara KD dengan materi pokok 1 2 3 4 5



2. Kesesuaian antara KD dengan kegiatan pembelajaran 1 2 3 4 5



3. Kesesuaian antara KD dengan indikator 1 2 3 4 5



4. Kesesuaian antara indikator dengan penilaian 1 2 3 4 5



5. Kesesuaian antara karakteristik peserta didik dengan kegiatan pembelajaran 1 2 3 4 5
6. Keruntutan/sistematika langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran 1 2 3 4 5



7. Kesesuaian antara KD, indikator dengan estimasi waktu 1 2 3 4 5



8. Kesesuaian antara kegiatan pembelajaran dengan metode, media 1 2 3 4 5



Skor Total .......

........................, .................
Penilai,

(....................................)
NIP/NIK

lampiraan latihan kajian krisis

Lampiran

PELATIHAN

1. Lakukan kajian kritis dengan menggunakan instrumen kajian kritis PTK di bawah ini terhadap laporan PTK berjudul “Upaya Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman melalui Penerapan Teknik Skemata karya Fuad Asnawi.
2. Lakukan pula kajian kritis dari aspek kajian kritis teoretis dan kajian kritis praktis.



Sumber: http://www.geocities.com/jipsumbar/lap_ar_02.html#top

LAPORAN ACTION RESEARCH :




















UPAYA PENINGKATAN
KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN
MELALUI PENERAPAN TEKNIK SKEMA
Fuad Asnawi *)

Abstrak. Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman melalui penerapan teknik skema pada siswa kelas 2 SUP Mataram Kasihan Bantul Penelitian ini dilakukan pada 40 siswa kelas 2 SLTP Negeri Mataram Kasihan Kabupaten Bantul. Data dikumpulkan malalui observasi guru, siswa dan catatan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata sebelum tindakan penelitian sebesar 50%, dan nilai rata-rata sesudah tindakan sebesar 73%. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan keterampilan membaca pemahaman pada siswa SLTP Mataram Kasihan sebesar 23 %.
PENDAHULUAN
Berbahasa pada dasarnya adalah proses interaktif komunikatif yang menekankan pada aspek-aspek bahasa. Kemampuan memahami aspek-aspek tersebut sangat menentukan keberhasilan dalam proses komunikasi. Aspek-aspek bahasa tersebut antara lain keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Secara karakteristik, keempat keterampilan itu berdiri sendiri, namun dalam penggunaan bahasa sebagai proses komunikasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan keterpaduan dari beberapa aspek. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang terdapat dalam GBPP SLTP Kelas 2 adalah keterampilan membaca. Keterampilan membaca selalu ada dalam setiap tema pembelajaran. Hal tersebut membuktikan pentingnya penguasaan keterampilan membaca.
Membaca, terutama membaca pemahaman bukanlah sebuah kegiatan yang pasif. Sebenarnya, pada peringkat yang lebih tinggi, membaca itu, bukan sekedar memahami lambang-lambang tertulis, melainkan pula memahami, menerima, menolak, membandingkan dan meyakini pendapat-pendapat yang ada dalam bacaan. Membaca pemahaman inilah yang dibina dan dikembangkan secara bertahap pada sekolah (Tompubolon: 1987).
Lebih dari itu, Tulalessy (1995) berpendapat bahwa membaca mahir (avented reading) harus mulai diajarkan pada siswa kelas 1 SLTP sehingga siswa SLTP bisa menuju pada membaca di seberang baris (reading beyond the lines).
Pembelajaran membaca pemahaman menggunakan teknik skema merupakan salah satu upaya tepat karena dengan teknik skema siswa harus menghubungkan pengalamannya dengan pengalaman yang ada dalam buku teks.
Menurut Sujana (1995) langkah-langkah pembelajaran menggunakan teknik skema adalah:
1. bersikap positif terhadap apa yang diketahui murid jadikanlah apa yang telah diketahui murid itu sebagai batu loncatan atau jembatan dalam usaha menolong mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan,
2. menggunakan analogi, perbandingan, bahkan kalau perlu, perbandingan metaforis untuk menjembatani apa yang telah mereka ketahui dengan hal-hal baru atau asing,
3. memberikan contoh sebanyak-banyaknya mengenai konsep yang baru itu.
4. metaforis untuk menjembatani apa yang telah mereka ketahui dengan hal-hal baru atau asing,
5. memberikan contoh sebanyak-banyaknya mengenai konsep yang baru itu.
Pada kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa keterampilan membaca pemahaman siswa kelas 2 pada SUP Mataram Kasihan Bantulmasih cukup memprihatinkan. Hal tersebut dimungkinkan karena siswa tidak benar-benar memahami bacaan yang disediakan. Melihat kenyataan tersebut di atas, peneliti tertarik untuk meneliti masalah tersebut. Sebagai pemecahannya adalah dengan diterapkannya teknik skema dalam pembelajaran membaca pemahaman. Untuk mengetahui seberapa jauh teknik skema dapat meningkatkan kemampuan siswa memahami teks bacaan, maka perlu diadakan penelitian tindakan.
Untuk memberikan arah penelitian yang jelas dan operasional berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan masalah penelitan ini sebagai berikut: Bagaimanakah upaya meningkatkan keterampilan membaca pemahaman melalui penerapan teknik skema siswa kelas 2 pada SLTP Mataram Kasihan Bantul?
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan menerapkan teknik skema pada siswa kelas 2 SLTP Mataram Kasihan Bantul.

METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas 2 SLTP Mataram Kasihan Bantul. Jumlah subyek penelitian adalah 40 siswa kelas 2 pada SLTP tersebut. Karakteristik siswa pada dasarnya hampir sama (homogen). Lokasi sekolah jauh dari pusat kota, dengan latar sosial orang tua siswa rata-rata rendah sehingga berakibat pada rendahnya kemampuan mambaca siswa.

PROSEDUR PENELITIAN
Perencanaan
Sebelum tindakan dilakukan, dibuat perencanaan berikut ini:
1. Mengidentifikasi masalah,
2. Mengadakan tes,
3. Menyiapkan materi bacaan
4. Menyiapkan media,
5. Menyiapkan alat evaluasi.

TINDAKAN PENELITIAN
Penelitian tindakan dilaksanakan dalam 5 tindakan. Adapun langkah-langkah implementasi tindakannya adalah:
1. Guru dan siswa berdiskusi tentang materi yang akan diberikan.
2. Guru memberikan petunjuk yang berupa outline, dan gambar yang ada hubungannya dengan materi bacaan dan skemata siswa
3. Siswa membaca teks bacaan, dilanjutkan menuliskan kata-kata sukar,
4. Siswa mengungkapkan ide pokok setiap paragrap.
5. Siswa menceritakan kembali isi bacaan dengan bahasanya sendiri.

MONITORING DAN REFLEKSI
Monitoring dilaksanakan setiap tatap muka Hasil monitoring dijadikan refleksi setelah tatap muka berlangsung. Dalam refleksi, kolaborator dan pendamping memberi input tentang jalannya penelitian dalam kegiatan belajar mengajar, baik kekurangan maupun keberhasilan yang telah dicapai. Hasil tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1. Tes, dilakukan sebelum dan sesudah tindakan dilaksanakan.
2. Observasi, dilaksanakan peneliti dan kolaborator selama KBM berlangsung.
3. Catatan lapangan, untuk mencatat segala kegiatan siswa dan guru selama pembelajaran berlangsung.

HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan dalam satu sikius. Satu siklus terdiri dari 5 tindakan, dengan 10 kunjungan silang. Adapun hasilnya adalah sebagai benkut:
Tindakan I
1. Guru mengucapkan salam dan memperkenalkan kolaborator kepada siswa.
2. Guru melakukan apersepsi, menuliskan judul bacaan pada papan tulis. Siswa memunculkan kata penyumbang darah, sehat, gemuk, golongan darah dan transfusi. Jawaban siswa ini ditulis guru pada outline yang telah disediakan.
3. Setelah pembelajaran berlangusung setengah jam, guru meminta siswa untuk membaca dalam hati bacaan "Tidak Semua Orang Bisa Jadi Donor Darah", dilanjutkan menuliskan kata-kata sukar beserta maknanya.
4. Guru menugaskan siswa menuliskan ide pokok pada papan tulis, siswa lain menaggapinya.
5. Sebelum pembelajaran diakhiri, guru menanyakan kepada siswa hal-hal yang belum jelas tentang bacaan. Siswa diberi tugas untuk menceritakan kembali isi bacaan. Pembelajaran ini diakhiri dengan guru mengucapkan salam.

REFLEKSI
Pada awal pembelajaran ini, skemata siswa lambat muncul. Tanggapan siswa tidak sesuai dengan outline yang dituliskan guru pada papan tulis. Peneliti dan kolaborator bersepakat bahwa hal tersebut dimungkinkan dengan belum dioptimalkan media pembelajaran, di samping teknik skemata ini baru pertama dilaksnakan. Untuk itu, pada tindakan pembelajaran selanjutnya media pembelajaran dipersiapkan lebih mantap lagi.
Tindakan II
1. Setelah mengadakan apersepsi, Guru menempelkan judul bacaan pada papan tulis Siswa senang dengan adanya media yang ditempelkan di papan tulis.
2. Guru menawarkan kepada siswa untuk menuliskan jawabannya pada outline di papan tulis. Beberapa siswa maju untuk menuliskan kosa kata pada outline yang disediakan.
3. Guru menugasi siswa membaca bacaan menuliskan kata-kata sukar, kemudian mendiskusikan artinya, beberapa siswa mengartikan dengan bantuan kamus.
4. Kegiatan selanjutnya menugasi siswa untuk menuliskan ide pokok, dan menggabungkan menjadi paragraf yang padu.
5. Sebelum pembelajaran diakhiri, guru memberikan penegasan tentang penggunaan kata hubung.

REFLEKSI
a. Pada pembelajaran ini skematis siswa muncul pada awal pembelajaran. Hal ini dimungkinkan digunakannya media pembelajaran, sehingga siswa senang mengikuti pembelajaran.
b. Penulisan jawaban siswa pada papan tulis, dan pujian yang diberikan guru kepada siswa menjadikan motivasi siswa untuk lebih aktif. Peneliti dan kolaborator sepakat agar guru lebih sering memberikan penghargaan terhadap siswa.
Tindakan III
1. Pembelajaran diawali dengan apersepsi, dilanjutkan menuliskan tujuan pembelajaran dan judul bacaan pada papan tulis.
2. Guru menunjukkan bunga anggrek, dan siswa diminta memberikan tanggapannya. Indri dan Indah serempak memberikan tanggapannya. Siswa yang lain, Novi dan Ayu kemudian menanggapinya. Jawaban siswa ini oleh guru dimasukkan dalam outline yang telah disediakan.
3. Kemudian guru menyuruh siswa untuk membaca bacaan "Holtikultura" selama kurang lebih lima menit.
4. Setelah membaca bacaan, guru dan siswa mencocokkan antara skema siswa dengan out-line bacaan. Hasilnya, banyak persamaan antara skemata siswa dengan outline yang dibuat guru. Dan guru menberikan pujian.
5. Pada kegiatan menentukan ide pokok, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah paragraf. Jawaban tiap kelompok dituliskan di papan tulis. Terjadi diskusi yang menarik pada saat masing-masing kelompok mempertahankan pekerjaannya. Hal ini terjadi karena kelompok yang satu (Indah) tidak menggunakan kata hubung dalam menggabungkan ide pokok, sedangkan kelompok yang lain (Novi) menggabungkan ide pokok dengan bentuk pasif. Dari jawaban guru yang diberikan, ternyata belum sepenuhnya dapat diterima siswa.
6. Sebelum pembelajaran ini diakhiri, guru menerangkan fungsi kata hubung dan kata pasif. Guru memberikan pekerjaan rumah siswa menceritakan kembali.

REFLEKSI
a. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media dapat membuat suasana kelas hidup dan hal tersebut memunculkan skemata siswa lebih awal.
b. Peneliti dan kolaborator bersepakat bahwa guru agar mempersiapkan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Hal ini akan memungkinkan siswa lebih bersikap positif dan kritis terhadap pembelajaran bahasa Indonesia.
Tindakan IV
1. Pembelajaran ini di awali guru dengan apersepsi, dilanjutkan dengan menuliskan tujuan pembelajaran dan judul bacaan,
2. Guru menggiring keterkaitan skemata siswa dengan topik pembelajaran dengan cara menempelkan slogan mensana in corpora sono.
3. Tanggapan siswa terhadap topik pembelajaran masih banyak yang kurang tepat. Hal ini terlihat dari jawaban siswa yang dimasukkan dalam out-line yang telah disiapkan guru banyak yang meleset.
4. Siswa membaca bacaan dan menuliskan kata sukar.
5. Guru memberikan tugas untuk menuliskan ide pokok siswa-siswa, misalnya Sulitiyangsih dan Dwi Fatmawati dapat menyelesaikan tugas dengan hasil baik.
6. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan tugas siswa menuliskan kembali isi bacaan dengan melihat outline bacaan yang telah dibetulkan guru.

REFLEKSI
a. Peneliti dan kolaborator menyepakati, letak ide pokok mudah dipahami siswa. Hal tersebut dimungkinkan sebagian besar ide pokok bacaan teletak pada awal paragraf.
b. Skemata siswa kurang cocok dengan materi bacaan. Hal tersebut dimungkinkan, teks bacaan yang digunakan untuk kegiatan membaca (tajuk rencana KR) memiliki tingkat kesulitan tinggi. Pada pembelajaran yang akan datang materi bacaan diharapkan yang sesuai dengan usia siswa.
Tindakan V
1. Guru mempersiapkan ruangan laboratorium untuk pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran OHP
2. Guru menunjukkan tujuan pembelajaran dan judul bacaan pada layar monitor. Siswa antusias menanggapi judul bacaan "Kiat Jadi Bintang Sinetron".
3. Beberapa siswa, antara lain: Indah, Ayu, Novi dan Wiwid menanggapi pertanyaan guru. Tanggapan siswa tersebut dituliskan pada out-line yang telah dipersiapkan guru.
4. Siswa membaca bacaan, menuliskan kata-kata sukar. Siswa berebutan maju mengartikan kata sukar di papan tulis. Selanjutnya, siswa ditugasi mencari ide pokok. Indah dan Yeni mewakili kelompoknya maju untuk menuliskan di papan tulis.
5. Dari bacaan tersebut, siswa berlatih membuat petunjuk menjadi bintang sinetron secara kelompok. Petunjuk yang ditulis siswa banyak yang sesuai dengan outline yang dibuat guru.
6. Sewaktu membedakan petunjuk pokok dan petunjuk penjelas, diskusi berlangsung menarik, masing-masing kelompok mempertahankan alasannya. Guru menjelaskan, menguatkan, dan memberi pujian terhadap alasan yang dikemukakan siswa.
7. Sebelum pembelajaran diakhiri, kolaborator dan guru inti berpamitan terhadap siswa. Kegiatan ini oleh siswa diakhiri dengan perasaan senang.

REFLEKSI
a. Peneliti, kolaborator dan pendamping menyimpulkan bahwa pembelajaran sudah sesuai dengan skenario yang direncanakan. Penggunaan media pembelajaran yang tepat, misalnya OHP menjadikan KBM berlangsung dengan susana menarik.
b. Materi pembelajaran yang sesuai dengan pertumbuhan siswa (diambil dari Fantasi) menarik perhatian siswa. Hal tersebut menumbuhkan sikap positif terhadap pembelajaran membaca.

SIMPULAN
Penerapan teknik skema pada pembelajaran keterampilan membaca pemahaman pada siswa kelas 2 SLTP Mataram Kasihan Bantul, dapat meningkatkan membaca pemahaman pada siswa tersebut. Hal ini ditunjukkan dari hasil nilai rata-rata sebelum tindakan sebesar 50% dibandingkan dengan hasil nilai rata-rata sesudah tindakan sebesar 73%, terjadi peningkatan nlai sebesar 23%.

DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1966. Garis-garis program pengajaran. Jakarta: Depdikbud
2. Hamied, F.A. 1995. Teori skema dan kemampuan analistis dalam bahasa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius
3. Moelono, A.M. 1990. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
4. Sujana, A.S.H. 1988. Modul materi pokok membaca UT. Jakarta: Karunika.
5. Purwo, B.K. 1979. Pokok-pokok pengajaran dan kurikulum bahasa Indonesia 1994. Jakarta: Depdikbud.
6. Soedarsono, F.X. 1987. Pedoman pelestarian penelitian tindakan kelas. Yogyakarta: Dikti
7. Syamsi, K. 2000. Makalah penyusunan proposal penelitian tindakan kelas. Yogyakarta: disampaikan pada Pelatihan Demand Driven di SLTPN 1 Sewon, September 2001.
8. Tarigan, H. 1987. Pengajaran membaca. Bandung: Ganesa.
9. Tulalessy, D. 1991. Kompetensi membaca bulletin pusat perbukuan. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdikbud.
--------------------------------
*) Fuad Asnawi adalah Guru Bahasa Indonesia SLTP Mataram, Kasihan. Kabupaten Bantul D.I. Jokyakarta.
Sumber : Pelangi Pendidikan (Buletin Peningkatan Mutu SLTP), Volume 6 No. 1 Tahun 2003.

TABEL 1
INSTRUMEN KAJIAN KRITIS PTK

NO PARAMETER JAWABAN KET.
YA TIDAK
A Ciri Umum PTK
1 Memperbaiki mutu praktik pembe-lajaran di kelas
2 Berfokus pada proses belajar-mengajar yang terjadi di kelas
3 Memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas
4 Mencari jawaban ilmiah mengapa permasalahan yang diangkat dapat dipecahkan dengan tindakan yang dipilih
5 Ada tindakan (action) nyata dalam kelas yang dilakukan dengan sengaja
6 dilakukan dalam rangkaian minimal dua siklus kegiatan
7 Tindakan yang diberikan kepada siswa bersifat kreatif dan inovatif
8 Tindakan yang diberikan berbeda dari yang biasa dilakukan guru dalam praktik pembelajaran sebelumnya
B Proses Pelaksanaan PTK
9 Pelaksanaan tindakan tidak meng-ganggu tugas proses pembelajaran dan tugas mengajar guru.
10 Memanfaatkan waktu secara proporsional dalam pengambilan data
11 Masalah yang dikaji merupakan masalah yang benar-benar ada dan dihadapi oleh guru.,
12 dilaksanakan dengan selalu memegang etika kerja (minta ijin, membuat laporan, dll)
13 Didisain melalui (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi
14 Ada keterkaitan antara siklus dengan siklus berikutnya
15 Proses lebih dipentingkan sedangkan hasil tindakan dipandang hanya sebagai konsekuensi logis dari ampuhnya tindakan
C Ketepatan dan Kesinambungan Isi Subbab
Bab I Pendahuluan
16 Kesesuaian antara Latar Belakang, Perumusan Masalah, Cara Pemecahan, Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian.
17 Latar Belakang Masalah memuat rasional, harapan, dan permasalahan nyata di dalam kelas
18 Perumusan Masalah dan Cara Peme-cahan Masalah sesuai dengan rencana tindakan yang akan dilakukan,
19 Rumusan Masalah disajikan dalam bentuk pertanyaan
20 Hipotesis Tindakan untuk menjawab rumusan masalah
21 Tujuan Penelitian berkenaan dengan perumusan masalah
22 Manfaat hasil Penelitian memuat potensi untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas isi, proses, masukan, atau hasil pembelajaran dan/atau pendidikan
B Bab II Kajian / Tinjauan Pustaka
23 Kajian/Tinjauan Pustaka berisi uraian tentang kajian teori dan pustaka yang membangun gagasan untuk menjawab masalah dan melaksanakan rancangan penelitian tindakan
24 Kajian/Tinjauan Pustaka tidak memuat uraian yang tidak berkenaan dengan masalah penelitian
25 Kajian/Tinjauan Pustaka berisi uraian tentang proses tindakan
26 Kajian/Tinjauan Pustaka berisi uraian ketepatan atau kesesuaian tindakan dengan ciri-ciri kejiwaan siswa
27 Kerangka Pikir diturunkan dari hasil kajian pustaka
28 Kerangka Pikir representatif dalam menjawab pertanyaan penelitian
C Bab III Metode dan Prosedur
Penelitian
29 Setting Penelitian memuat gambaran yang jelas tentang subjek dan lokasi penelitian
30 Perencanaan Siklus memuat rancang-an pembelajaran dan disain siklus
31 Dalam disain siklus diuraikan strategi pelaksanaan tindakan dan strategi pelaksanaan refleksi
32 Memuat langkah-langkah tindakan secara rinci, terutama langkah yang harus dilakukan oleh siswa.
33 Tidak menekankan penjelasan langkah guru yang biasa seperti membuat persiapan, menyiapkan alat, dan seterusnya.
34 Menggunakan Metode pengumpulan data berupa observasi, tes, dan wawancara.
35 Instrumen yang digunakan dapat merekam data secara lengkap
36 Analisis data yang dipilih dapat digunakan untuk menguraikan jawaban masalah penelitian
37. Analisis data bisa bersifat kuantitatif dan kualitatif
D Bab IV Hasil Penelitian dan
Pembahasan
38 Memuat gambaran awal prestasi atau kondisi siswa sebelum pelaksanaan tindakan
39 mengemukakan gambaran umum tentang pelaksanaan tindakan
40 Penjelasan pelaksanaan tindakan dimulai dari setting atau pengaturan siswa,
41 Mengemukakan penjelasan umum jalannya pembelajaran
42 Mengemukakan penjelasan siklus demi siklus.
43 Setiap akhir siklus diikuti penjelasan hasil refleksi
44 Akhir bab ini memuat pembahasan pendapat peneliti tentang plus minus tindakan
45 Memuat penjelasan kemungkinan untuk diterapkan lagi untuk memperoleh gambaran model tindakan ini sebagai metode mengajar yang dipandang kreatif dan inovatif
E Bab V Simpulan dan Saran
46 Simpulan hanya memuat temuan penelitian sesuai masalah yang diajukan dan uraian simpulan dalam bentuk naratif
47 Saran hanya memuat saran yang berkaitan dengan temuan penelitian
48 Butir saran boleh lebih dari satu komunitas
F Kelengkapan Pustaka
49 Bahan rujukan (buku) berupa terbitan lima tahun terakhir
50 Mencantumkan bahan referensi minimal 5 (lima) referensi terbaru di luar Kamus, UU, PP, dan Permen, serta panduan-panduan.

Laporan guru

ONSERVICE TEACHER QUALITY IMPROVEMENT
DESEMINASI KAJIAN KRITIS
DI SDN 3 DEPOK KECAMATAN PANGGUL




Oleh :









Taufiq Susanto, M.MPd.
Nunung Awan Budiarti, S.Pd.
Sumarwan, A.Ma.Pd
Ruskan,A.Ma.Pd.
Tulus,A.Ma.Pd.





PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK
DINAS PENDIDIKAN
SDN 3 DEPOK KECAMATAN PANGGUL
2010
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam program belajar BERMUTU, salah satu indikator keberhasilan program belajar di kelompok kerja adalah guru dapat melaksanakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan menyusun laporannya. Untuk menyusun proposal dan atau laporan PTK, diperlukan kemampuan untuk memilih atau menilai suatu bahan bacaan dalam bentuk artikel, buku atau yang lain dari berbagai sumber yang layak untuk dirujuk dalam rangka menyusun tinjauan pustaka pada bab II laporan PTK atau dalam rangka menulis makalah atau artikel ilmiah.
Kemampuan menilai suatu bahan bacaan dapat dilatih melalui kajian kritis. Kajian kritis dapat berfungsi sebagai penguat wawasan maupun sebagai pembuka wawasan, keduanya dapat memberi konstribusi positif dalam pengembangan gagasan untuk keperluan pengorganisasian tulisan.
Kondisi guru di SDN 3 Depok Kecamatan Panggul sebagian besar masih awam dengan kajian kritis untuk itu kami berusaha mengimbaskan salah satu kegiatan KKG BERMUTU yaitu kajian kritis kepada rekan-rekan guru yang tidak masuk dalam keanggotaan inti KKG BERMUTU.

B. Tujuan
Adapun tujuan kami menginbaskan kegiatan kajian kritis di sekolah kami adalah sebagai berikut:
1. untuk meningkatkan kompetensi guru dalam berpikir kritis dan membaca kritis sebab untuk melakukan kajian kritis diperlukan keterampilan berpikir kritis dan membaca kritis;
2. mendapatkan keuntungan yang banyak dari bahan kepustakaan dan tidak terjebak pada opini atau pendapat yang keliru dari suatu tulisan. Selain itu, dengan kajian kritis diharapkan terhindar dari persepsi dan konsepsi yang salah terhadap suatu tema tertentu.
3. Untuk melatih keterampilan dasar penelitian (research) dalam menelaah, menganalisis, dan memilih bahan kepustakaan.

C. Sasaran
Sasaran kegiatan pengimbasan kegiatan kajian kritis di SDN 3 Depok Kecamatan Panggul adalah rekan-rekan guru yang tidak masuk dalam keanggotaan inti KKG BERMUTU yang meliputi guru Penjas, Guru Agama dan guru tidak tetap.

D. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan untuk kegiatan deseminasi Kajian kritis di SDN 3 Depok Kecamatan Panggul adalah sebagai berikut:
a. Memahami langkah-langkah meringkas bacaan.
b. Memahami kriteria kajian kritis.
c. Mampu mengevaluasi bacaan
d. Mampu membuat laporan hasil kajian kritis.
e. Menerapkan hasil kajian kritis dalam laporan.

BAB II
PELAKSANAAN PEMANTAUAN KUALITAS GURU

A. Tempat dan Waktu
Tempat kegiatan deseminasi kajian kritis dilaksanakan di kantor SDN 3 Depok Kecamatan Panggul pada tanggal 27 September sampai 2 Oktober 2010 pada waktu jam istirahat.
B. Peserta
Peserta pengimbasan kajian krirtis di SDN 3 Depok Kecamatan Panggul adalah sebagai berikut:

No NAMA JABATAN
1
2
3
4
5 Martubi. A.Ma.Pd.
Misbakhul Munir, S.Pd
Parji, A.Ma.Pd
Edi Suyanto, A.Ma.Pd.
Suryanti, A.Ma.Pd. Guru Agama
Guru Penjas
GTT mapel Bahasa Daerah
GTT Penjas
GTT Kelas I

C. Pengarah dan Narasumber
Kegiatan deseminasi kajian kritis di SDN 3 Depok kecamatan Panggul di pandu oleh
No NAMA JABATAN
1
2
3
4
5 Taufiq Susanto, M.MPd.
Nunung Awan Budiarti, S.Pd.
Sumarwan, A.Ma.Pd
Ruskan,A.Ma.Pd.
Tulus,A.Ma.Pd. Guru Kelas 5
Guru Kelas 3
Guru Kelas 4
Guru Kelas 2
Guru Kelas 6

D. Struktur Program
Struktur program kegiatan pengimbasankajiankritis di SDN 3 Depok Kecamatan Panggul adalah sebagai berikut:
No PERTEMUAN PROGRAM
1 Pertemuan 1 Penyampaian materi kajian kritis
2 Pertemuan 2 Mengkaji bahan bacaan
3 Pertemuan 3 Mengkaji bahan bacaan
4 Pertemuan 4 Mengkaji bahan bacaan
5 Pertemuan 5 Mengkaji bahan bacaan
6 Pertemuan 6 Refleksi , Review, dan pemberian tugas

E. Metoda
Metode yang digunakan untuk melakukan pengimbasan adalah metode tutorial artinya rekan-rekan guru yang ikut dalam kegiatan KKG BERMUTU secara bergantian memberikan materi sesuai dengan kemampuan masing-masing kepada rekan-rekan guru yang tidak ikut program KKG BERMUTU
F. Panitia
Panitia kegiatan pengimbasan kegiatan kajian kritis di SDN 3 Depok Kecamatan panggul adalah sebagai berikut:
Pelindung : Sri Purwati, S.Pd
Ketua pelaksana : Taufiq Susanto, M.MPd.
Sekretaris : Sumarwan,A.Ma.Pd.
Bendahara : Nunung AwAN Budiarti, S.Pd.
Anggota : 1. Ruskan,A.Ma.Pd.
2. Tulus,A.Ma.Pd.



G. Jadwal
Jadwal Kegiatan pengimbasan kajian kritis di SDN 3 Depok kecamatan Panggul adalah sebagai berikut:
No HARI/TANGGAL MATERI/KEGIATAN
1 Senin/27-09-2010 Pengertian kajian kritis
2 Selasa/28-09-2010 Berpikir Kritis dan Membaca Kritis
3 Rabu/30-09-2010 Kajian Kritis terhadap Artikel atau Buku
4 Kamis/31-09-2010 Kajian Kritis terhadap Laporan Hasil PTK
5 Jumat/01-10-2010 Cara Menulis Kajian Kritis
6 Sabtu/02-10-2010 Refleksi , Review, dan pemberian tugas



BAB III
HASIL PELATIHAN ON SERVICE

A. Nilai Proses
Selama kegiatan pengimbasan kajian kritis di SDN 3 Depok Kecamatan Panggul panitia melakukan penilaian terhadap kegiatan tersebut adapun nilai proses yang berhasil didapatkan adalah sebagai berikut:
No NAMA ASPEK YANG DINILAI
KEAKTIFAN ANTUSIAS Kerjasama
1 Martubi. A.Ma.Pd. Baik Sangat baik Baik
2 Misbakhul Munir, S.Pd Cukup baik Baik Baik
3 Parji, A.Ma.Pd Baik Cukup Baik Baik
4 Edi Suyanto, A.Ma.Pd. Baik Cukup Baik Cukup baik
5 Suryanti, A.Ma.Pd. Baik Baik Baik

B. Nilai Produk
Berdasarkan tugas yang telah dikumpulkan maka panitia mendapatkan hasil penilaian sebagai berikut:

No NAMA HASIL
1 Martubi. A.Ma.Pd. Baik
2 Misbakhul Munir, S.Pd Baik
3 Parji, A.Ma.Pd Baik
4 Edi Suyanto, A.Ma.Pd. Cukup baik
5 Suryanti, A.Ma.Pd. Baik

BAB IV
TINDAK LANJUT HASIL PEMANTAUAN
Kegiatan Kajian kritis sangat erat kaitannya dengan membaca kritis. Seseorang dapat melakukan kajian apabila ia sudah membaca beberapa buku atau artikel terkait dengan pembahasan yang sama. Oleh karena itu, keterampilan berpikir kritis dan membaca kritis adalah sebagai prasyarat seseorang dalam melakukan kajian kritis secara sempurna dan berkualitas.
Kata kunci yang dijumpai dalam pengertian kajian kritis di atas adalah membaca, menelaah, menganalisis, ide-ide, data pendukung, memberi komentar, dan sudut pandang kepentingan pengkaji. Ada poin utama dari kata kunci ini, yaitu aktifitas kajian, objek kajian, dan kepentingan pengkaji. Aktivitas kajian merupakan prosedur yang dilakukan dalam melakukan pengkajian, objek kajian merupakan isi teks atau wacana, artikel, buku yang hendak dikaji, dan kepentingan pengkaji merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh subjek pengkaji. Ketiga hal ini berpilin menjadi satu membangun suatu aktivitas yang disebut dengan kajian kritis.
Kegiatan deseminasi kajian kritis di SDN 3 Depok Kecamatan panggul yang dilaksanakan mulai tanggal 23 September sampai 2 Oktober 2010 berjalan dengan cukup baik terbukti dengan terkumpulnya tugas mengkritisi artikel dari masing-masing peserta. Sesuai dengan hal tersebut maka panitia deseminasi kajian kritis di SDN 3 Depok Kecamatan Panggul menindak lanjuti dengan memprogramkan kegiatan kajian kritis di sekolah sebulan sekali untuk meningkatkan kompetensi guru dalam berpikir kritis dan membaca kritis selain itu juga untuk melatih keterampilan dasar penelitian (research) dalam menelaah, menganalisis, dan memilih bahan kepustakaan.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan kajian kritis memang sangat penting untuk dilaksanakan karena dengan belajar kajian kritis kita bisa meningkatkan kompetensi dalam berpikir kritis dan membaca kritis , mendapatkan keuntungan yang banyak dari bahan kepustakaan dan tidak terjebak pada opini atau pendapat yang keliru dari suatu tulisan. Selain itu dapat melatih keterampilan dasar penelitian (research) dalam menelaah, menganalisis, dan memilih bahan kepustakaan.

B. Saran
1. Kepala sekolah
a. Memberikan fasilitas sepenuhnya untuk guru dalam melakukan kegiatan kajian kritis di sekolah.
b. Memberikan motivasi dan penguatan kepada guru yang sudah melakukan kegiatan kajian kritis.
2. Guru
a. Pergunakanlah waktu luang untuk membaca karena dengan membaca kita akan tahu lebih dalam isi sebuah buku yang kemudian kita bisa berfikir kritis selanjutnya melaksanakan kajian kritis secara mendalam.

LAMPIRAN

Contoh Silabus

SILABUS

Standar Kompetensi : 4. Mengumpulkan dan mengolah data
Kompetensi
dasar Materi
Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi
Waktu Sumber
Belajar
4.3 Menafsirkan
Sajian Data Penyajian data • Berdiskusi dengan model pembelajaran Snowball throwing
• Mencari data melalui dadu
• Mengurutkan data
• Menjumlahkan data
• Mencari nilai rata-rata (mean)
• Mencari nilai tengah (median)
• Menentukan nilai yang sering muncul (modus) • Mengumpulkan data

• Mengurutkan data

• Mencari nilai rata-rata (mean)

• Mencari nilai tengah (median)

• Mencari nilai yang sering (modus) • Proses , hasil

• Tes, non tes

• Tulis, perbuatan
dan pengamatan 3 x 35 menit • Buku Matematika kl. VI SD “Matematika Penekanan pada Berhitung”


• Referensi lain yang relevan


Mengetahui
Kepala Sekolah






SUKADJI


Guru Kelas






NANIK SUTRIANI, S.Pd


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SDIT Al-Azhaar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : VI / I (satu)
Alokasi waktu : 3 x 35 menit

I STANDAR KOMPETENSI :
4. Mengumpulkan dan mengolah data

II KOMPETENSI DASAR :
4.3 Menafsirkan sajian data

III INDIKATOR :
1.
2.
3.
4. Mengumpulkan data
Mencari nilai rata-rata (mean)
Mencari nilai tengah (median)
Mencari nilai yang sering muncul (modus)

IV TUJUAN :
1. Melalui demonstrasi siswa dapat mengumpulkan data.
Melalui diskusi siswa dapat mencari nilai rata-rata (mean)
Melalui diskusi siswa dapat mencari nilai tengah (median)
Melalui diskusi siswa dapat mencari nilai yang sering muncul (modus)

V MATERI POKOK :
- Penyajian data

VI METODE PEMBELAJARAN :
-
- Demonstrasi - Penugasan
Diskusi
MODEL PEMBELAJARAN : SNOWBALL THROWING
VII LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

No Langkah – Langkah Kegiatan Pengorganisasian
Kelas Waktu
1.






2.































3. Kegiatan Awal :
- Salam dan absensi kehadiran siswa
- Motivasi (menyanyikan lagu sekolah adalah surga agar anak tidak takut dengan matematika)
- Apersepsi
- Penyampaian tujuan

Kegiatan Inti :
1. Menyampaikan materi melalui penggalian kompetensi siswa tentang penyajian data, rumus nilai rata-rata, nilai tengah dan nilai yang sering muncul.
2. Membentuk kelompok yang sudah ada.
3. Masing-masing ketua kelompok dipanggil ke depan untuk diberi tugas.
4. Ketua kelompok kembali ke tempat dan menyampaikan tugas kepada anggota kelompok serta mengatur pembagian tugas.
5. Kelompok mengumpulkan data dengan cara melempar dadu sebanyak 6x dan kemudian masing-masing anggota membuat satu soal beserta kuncinya dari data yang telah diperoleh tadi.
6. Setelah soal selasai dibuat kemudian dikoreksi bersama dan direkap dalam selembar kertas kemudian dimasukkan ke dalam bola kecil yang sudah disediakan dan selanjutnya dilempar ke kelompok lain begitu juga sebaliknya.
7. Masing-masing kelompok mengerjakan soal yang diperoleh dengan pembagian tugas dari anggota kelompok. Setelah selasai pekerjaan dikoreksi bersama untuk kembali dilempar ke kelompok pembuat soal.
8. kelompok pembuat soal mencocokkan dengan kunci jawaban yang telah dibuat tadi.
9. Masing-masing kelompok mempresentasikan ke depan dengan cara dikerjakan dipapan tulis kemudian kelompok lain menanggapi terutama kelompok yang mengerjakan soal tadi.

Kegiatan Akhir :
- Kesimpulan
- Evaluasi dan Pembahasan
- Refleksi
Pembelajaran diakhiri dengan salam
Klasikal






10 menit









VIII MEDIA / ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN
Media
Alat :
: Papan tulis, dadu, bola plastic, kertas/alat tulis.
LKS, lembar soal, rubric penilaian

SUMBER -

- Buku Matematika kelas VI SD “Matematika penekanan pada berhitung” Erlangga
Buku lain yang relevan

XI PENILAIAN
- Prosedur penilaian
- Tehnik penilaian
- Jenis penilaian
- Bentuk penilaian
- Alat penilaian :
:
:
:
: Proses hasil
Tes, non tes
Tulis, perbuatan dan pengamatan
Obyektif
Lembar soal, rubrik





Mengetahui
Kepala Sekolah






SUKADJI Gandusari, 15 Oktober 2010

Guru Kelas






NANIK SUTRIANI, S.Pd















LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Ringkasan Materi
2. Rubrik Penilaian Proses
- Lembar Pengamatan
- Penskoran
3. Soal Evaluasi dan Kunci Jawaban
4. Pedoman Penilaian / Penskoran
5. Refleksi























Lampiran 1: RINGKASAN MATERI

PENGOLAHAN DATA
Data adalah informasi yang dikumpulkan untuk ditindak lanjuti, sebelum kita menindaklanjuti data maka data harus kita kumpulkan dulu, data dapat dikumpulkan dengan cara wawancara, pengukuran atau mengambil dari suatu hasil laporan yang telah dibuat. Table dan diagram berguna untuk memudahkan membaca data yang terlalu banyak. Ada tiga jenis diagram yaitu diagram garis, diagram batang, dan diagram lingkaran.
Langkah-langkah penyajian data dalam tabel yaitu :
a. Mengurutkan data
b. Membuat tabel sesuai dengan data yang diurutkan
Dari data yang disajikan dalam tabel / diagram dapat diketahui beberapa hal sebagai berikut :
a. Jumlah data
b. Nilai terendah dan tertinggi
c. Nilai yang sering muncul (modus)
d. Nilai tengah (median)
e. Nilai rata-rata (mean)
• Rumus Nilai Rata-Rata (Mean)
Rata – rata = Jumlah Data
Banyak Data

• Rumus Nilai Tengah (Median)
Yaitu data yang berada ditengah setelah data diurutkan

• Rumus Nilai Yang Sering Muncul (Modus)
Yaitu data yang paling sering muncul
Contoh :
Data nilai IPA dari 7 siswa sebagai berikut :
7 9 9 7 7 4 6
a. Jumlah data = 7 + 9 + 9 + 7 + 7 + 4 + 6
b. Nilai terendah 4 dan nilai tertinggi 9
c. Modus = 7
d. Median = Jumlah Data = 49 = 7
Banyak Data 7
e. Median : data setelah diurutkan = 4,6,7,7,7,9,9 = 7
Jika banyaknya data genap maka jumlah dua angka yang tengah setelah diurutkan dibagi 2.
Contoh: 2 3 5 7 8 8
Median = 5 + 7 = 12 = 6
2 2
Lampiran 2: RUBRIK PENILAIAN PROSES

Mata pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VI B / 1 (satu)
Materi : Penyajian Data
No Kelompok Aspek yang dinilai Jumlah Nilai
Akhir
Keaktifan Kerjasama Waktu







1 2 3 4







1 2 3 4







1 2 3 4









Kerangka Penskoran :
KEAKTIFAN : 1. baik sekali, jika siswa aktif dan kreatif dalam diskusi skor 30
2. baik, jika siswa aktif dalam diskusi skor 25
3. cukup, jika siswa kurang aktif dalam diskusi skor 15
4. kurang, jika siswa tidak aktif dalam diskusi skor 10

KERJASAMA : 1. baik sekali, jika satu kelompok ada kekompakan skor 30
2. baik, jika ada salah satu yang tidak bekerja sama skor 25
3. cukup, jika dalam kelompok ada satu/lebih tidak mau kerja sama skor 15
4. kurang, jika satu kelompok pasif semaunya sehingga sering mendapat teguran
skor 10

WAKTU : 1. baik sekali, jika bisa menyelesaikan dengan benar sebelum waktunya skor 40
2. baik, jika bisa menyelesaikan tepat waktu dengan benar skor 30
3. cukup, jika bisa menyelesaikan tepat waktu tetapi jawaban salah skor 20
4. kurang, jika tidak bisa menyelesaikan dengan benar dan tidak tepat waktu
skor 10

SKOR:
Skor 81 - 100 baik sekali
Skor 75 - 80 baik
Skor 50 - 74 cukup
Skor 30 - 49 kurang
Lampiran 3: SOAL EVALUASI
Kerjakan dengan benar!
Dari Posyandu diketahui data tentang berat badan bayi sebagai berikut :
Berat Bayi (kg) Banyak Bayi Jumlah Berat Bayi
4
5
6
7 5
4
2
1 4 x 5 = 20
5 x 4 = 20
6 x 2 = 12
7 x 1 = 7

Jumlah
………………..
……………..

Dari data tersebut diatas hitunglah !
1. Nilai terendah ………..nilai tertinggi……….
2. Jumlah data =………….. banyak data =……………
3. Berapakah modusnya……………
4. Berapakah Mediannya……………..
5. Berapakan rata-ratanya (mean)……………..

Kunci jawaban:
1. Nilai terendah 4 nilai tertinggi 7
2. Jumlah data = 59 Banyak data = 4
3. Modus = 4
4. Median = 4 4 4 4 4 5 5 5 5 6 6 7
= 5 + 5 = 10 =5
2 2
5. Mean = 59 = 4,92
12


















Lampiran 4: PEDOMAN PENILAIAN

No. 1 nilai maksimal 4
No. 2 nilai maksimal 4
No. 3 nilai maksimal 4
No. 4 nilai maksimal 4
No. 5 nilai maksimal 4

Skor maksimal 4 x 5 = 20
- Nilai akhir = jumlah skor x 5








































Lampiran 5: REFLEKSI

1. UNTUK SISWA :















2. UNTUK GURU :





























Mata Pelajaran : Matematika KISI – KISI SOAL Sekolah : SDIT AL – AZHAAR
Kelas : VI B Kecamatan : Gandusari
Semester / Tahun : I/2010-2011 Kabupaten : Trenggalek
Hari / Tgl Pelaksanaan : Jum’at, 3-12-2010 :…………………………………………………..

SK KD PERTANYAAN Aspek*) Bentuk soal Tingkat Kesukaran Kunci Jawaban
1 2 3 4 5 6 7
4 4.3 Penyajian
Data Berat Bayi Banyak Bayi Jmlh Berat Bayi
4
5
6
7 5
4
2
1 4 x 5 = 20
5 x 4 = 20
6 x 2 = 12
7 x 1 = 7
Jumlah ……………….. ……………..

1) Nilai terendah ………..nilai tertinggi………. K ESAI S Nilai terendah 4 nilai tertinggi 7
2) Jumlah data =………….. banyak data =…………… K ESAI S Jumlah data = 59 Banyak data = 4
3) Berapakah modusnya…………… PS URAIAN S Modus = 4
4) Berapakah Mediannya…………….. PS URAIAN SK Median = 4 4 4 4 4 5 5 5 5 6 6 7
= 5 + 5 = 10 =5
2 2
5) Berapakan rata-ratanya (mean)…………….. PS URAIAN M Mean = 59 = 4,92
12

Mengetahui
Kepala Sekolah






SUKADJI
*) 1. Pengetahuan / kognitif (K) **) 1. Mudah (M)
2. Sikap / Afektif (A) 2. Sedang (S)
3. Ketrampilan / psikomotorik (PS) 3. Sukar (SK) Gandusari, 3 Desember 2010
Guru Kelas






NANIK SUTRIANI, S.Pd


DAFTAR NILAI MATEMATIKA
KELAS VI B

KD. 4.3
NO NAMA NILAI
1 AAD SYAFAAD 70
2 ALI LALA S. 100
3 BERLIAN P.A. 65
4 BETTA A.A 90
5 DESTAOXA A. 80
6 DIDT HERI K. 65
7 DHITA KIRANA 100
8 GAYUH M.N. 65
9 M. FAQIH A. 95
10 M. SYAFIQ A. 100
11 PUGUH S. 100
12 RAFFIN A.D. 100
13 SYAHRIZAL 100
14 CALVIN ST 90
15 BELA FITRIA 90
16 TAUFIQ F.A 100
17 KRISNA R.F.H 100
18 ZEMBA R.M 100
JUMLAH 1.610


Rata-rata kelas = 1.610 x 100 = 89,44
1.800















PENILAIAN PROSES

Mata pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VI B / 1 (satu)
Materi : Penyajian Data
No Kelompok Aspek yang dinilai Jumlah Nilai
Akhir
Keaktifan Kerjasama Waktu









Kelompok I

Kelompok II

Kelompok III 1 2 3 4











1 2 3 4














1 2 3 4


















80

70

90


Baik

Cukup

Baik sekali

Kerangka Penskoran :
KEAKTIFAN : 1. baik sekali, jika siswa aktif dan kreatif dalam diskusi skor 30
2. baik, jika siswa aktif dalam diskusi skor 25
3. cukup, jika siswa kurang aktif dalam diskusi skor 15
4. kurang, jika siswa tidak aktif dalam diskusi skor 10

KERJASAMA : 1. baik sekali, jika satu kelompok ada kekompakan skor 30
2. baik, jika ada salah satu yang tidak bekerja sama skor 25
3. cukup, jika dalam kelompok ada satu/lebih tidak mau kerja sama skor 15
4. kurang, jika satu kelompok pasif semaunya sehingga sering mendapat teguran
skor 10

WAKTU : 1. baik sekali, jika bisa menyelesaikan dengan benar sebelum waktunya skor 40
2. baik, jika bisa menyelesaikan tepat waktu dengan benar skor 30
3. cukup, jika bisa menyelesaikan tepat waktu tetapi jawaban salah skor 20
4. kurang, jika tidak bisa menyelesaikan dengan benar dan tidak tepat waktu
skor 10

SKOR:
Skor 81 - 100 baik sekali
Skor 75 - 80 baik
Skor 50 - 74 cukup
Skor 30 - 49 kurang
“Pelajaran Bahasa Jawa Momok Bagi Siswa”

Selasa,12 Oktober 2010 pukul 07.30 saya melaksanakan pembelajaran di kelas VIB SDIT AL-AZHAAR,Gandusari,Trenggalek.Sesuai dengan silabus semester 1 saya mengajar bahasa jawa yang terintregrasi dengan Kompetensi Dasar:Membaca tulisan huruf jawa.
Di SDIT AL-AZHAAR kelas VI terbagi dalam kelas parallel yaitu kela VIA kelompok kelas unggulan dan kelas VIB kelompok kelas biasa.Dengan pembagian kelas seperti itu ternyata banyak kelemahan,terutama yang bukan kelas ungulan,karena di kelas tersebut tidak ada motivator alias semua ngeblang dan kebetulan saya mengajar di kelas VIB tersebut.
Awal saya masuk dan berdiri di depan kelas,saya melihat wajah anak-anak yang siap menunggu sepatah kata pembuka dari saya.Kemudian saya pun segera menyapanya “Assalamu ‘alaikum Wr.Wb.” “Wa’alaikum salam Wr.Wb.”.Jawab anak-anak.”anak-anak,kali ini kita bertemu kembali dalam pelajaran Bahasa Jawa.” “Coba PR nya di keluarkan untuk kita bahas bersama.”Anak-anak pun segera membuka PR nya dan kami pun membahas PR minggu lalu tentang ukara tanduk dan ukara tanggap.Sampai pembahasan selesai tidak ada masalah.
Kemudian saya melanjutkan ke materi hari ini yaitu menulis huruf jawa.Sebagai pretest,saya bertanya “Kalian sudah hafal huruf jawa,kan?”Tapi tidak ada satu pun siswa yang menjawab pertanyan saya.Pikir saya mereka diam karena sudah kelas VI tentu saja sudah hafal.Akhirnya saya mencoba untuk memberi soal pretest lagimembaca tulisan huruf jawa yang saya tulis di papan tulis.”Coba Gayuh baca tulisan huruf jawa ini!”Dia diam saja.”Ayo Gayuh cepat dibaca!”Gayuh pun segera membaca.Seharus nya di baca ibu sare,tetapi Gayuh membaca nya sego sate.Tentu saja saya tertawa dalam hati.Lalu saya lemparkan ke teman yang lain.”Coba siapa yang bias?”tidak ada satu pun yang mengacungkan tangan.Kemudian saya coba lagi menujuk salah satu siswa.”Coba,Berllian baca tulisan jawa itu!”Berllian pun diam dan semua nya diam seakan takut di tunjuk.Saya mulai berpikir ada apa kok semua diam padahal tulisan yang di baca Gayuh tadi lucu jika ada yang bisa membaca.Saya masih berlapang dada,kemudian saya bacakan tulisan tadi “ibu sare.” Tiba-tiba mereka serempak bilang “oooo……….”Dengan agak geregetan bercampur jengkel tapi ketawa,saya suruh mereka “Sekarang keluarkan kertas kemudian tulis soal ini dengan huruf jawa!”Saaya pun segera menulis 5 butir soal dipapan tulis yaitu:Ima turu,adi tiba,lara mata,aja gela,aja ngono.Soal yang sangat sederhana dan layak diberikan pada siswa kelas III SD.Anak-anak pun semua diam mengrrjakan,kemudian saya suruh mengumpulkan bagi yang sudah selesai.Saya tunggu lebih dari 10 menit,tapi satu pun tak ada yang mengumpulkan.Akhirnya saya ambil satu persatu.Alangkah kagetnya ketika saya mengoreksi satu persatu dan tidak ada satu pun jawaban atau tulisan yang benar.Semuanya tidak benar dan bentuk tulisannya pun salah total.Dengan agak emosi saya pun mulai ngomel “Kalian sudah kelas VI,mestinya sudah hafal di luar kepala,Masak satu pun tidak ada yang hafal huruf jawa?”Akhirnya dengan nada agak keras saya berkata,”Mulai besok jam saya yang pertama,selama 10 menit setiap hari ulangan menulis huruf jawa!!”Namun ketika saya berkata seperti itu,tiba-tiba ada yang nyeletuk,”Bu,Bahasa Jawa itu memang pelajaran yang paling sulit kok.”Kata salah seorang siswa,dia adalah Aad.Saya pun masih menjawab,”makanya,kalau kalian nanti hafal huruf jawa,pelajaran itu tidak akan sulit lagi.”Saya semakin tergerak untuk segera menindak lanjuti peristiwa ini agar kesulitan yang dirasakan siswa segera teratasi.
Akhirnya proses belajar mengajar ini saya akhiri dengan kesimpulan bahwa indicator dalam pembelajaran kali ini tidak tercapai.Namun saya ingin kegagalan ini akan menjadi keberhasilan kelak.Amin………



Oleh:Nanik Sutriani
Guru kelas VIB SDIT AL-AZHAAR
Gandusari,Trenggalek